Monday 1 August 2016

kata pengantar

ijinkan saya menyampaikan pengakuan, saya tidak selalu menjadi penceramah yang fasih dan percaya diri. sesungguhnya ada saat- saat ketika saya benar- benar harus berulang- ulang menyebut nama saya sebelum saya memperkenalkan diri saya sendiri. saya tidak sedang berolok- olok. itu terjadi bertahun- tahun yang silam, tetapi ingatan saya masih segar. saya masuk dalam sebuah ruangan pertemuan untuk menghadiri acara pembuatan jaringan. wajah- wajah yang hadir dipertemuan itu benar- benar asing, sehingga saya mengambil tempat duduk dibelakang ruangan itu. seorang wanita yang berdiri diatas podium mengumumkan bahwa pertemuan itu akan dimulai dengan sesi perkenalan diri. dia meminta agar masing- masing kami menyebutkan nama dan profesi dengan singkat. saat orang- orang dideretan pertama memperkenalkan diri, saya mendengarkan dengan penuh perhatian. bagaimana juga, ini merupakan cara yang baik untuk mengenal orang- orang yang mungkin ingin saya temui selama istirahat. sebagian perkenalan diri itu yang menarik, sebagian ada humoris. beberapa orang cepat menyebutkan nama mereka dan duduk, nama- nama yang lain hampir- hampir tidak pernah bisa mendengar. banyak orang tetap duduk sehingga tidak menarik begitu banyak perhatian terhadap diri mereka. saya bertanya- tanya dalam hati apa yang harus saya katakan dan apakah saya bisa lancar dalam menyampaikan nama saya sendiri. saat giliran saya untuk memperkenalkan diri sudah dekat, saya merasakan detak jantung saya rasanya cepat sekali. saya tidak lagi mendengarkan pidato- pidato pengenalan diri tersebut. saya terlalu sibuk berlatih menyebutkan nama saya ! saya benar- benar gugup. mengapa ? tidak ada alasannya. perasaan takut tidak selalu memerlukan alasan. namun demikian, ada alasannya yaitu demam panggung. apa rahasia agar bisa percaya diri ketika anda mengalami demam panggung seperti itu ? pertanyaan yang ada dalam benak saya adalah, “ apakah saya ingin berbicara secara efektif, percaya diri, mungkin bahkan hebat ketika saya berbicara didepan kelompok orang ? ” ya, tentu saja ! kepercayaan dan kehebatan ( power ) terasa jauh lebih baik daripada perasaan takut dan keraguan terhadap diri sendiri. bagaimana saya melakukannya / pertama, saya mulai menirukan orang- orang yang telah memproyeksikan sebagian besar energi dan semangat mereka. saya mulai melihat bahwa perasaan takut dapat diubah menjadi energi dan kecemasan dapat diganti dengan semangat. jantung yang berdetak kencang dan tenggorokan yang tercekat dapat diakui sebagai antisipasi dan bukannya sebagai demam panggung. dibutuhkan latihan tertentu, tetapi saya benar- benar sampai pada titik dimana saya dapat berdiri, tersenyum, melihat keliling ruangan dan memproyeksikan nama saya dengan jelas, suara terkendali dengan otoritas dan kadang- kadang bahkan dengan humor. langkah- langkah dasar yang saya rumuskan menjadi landasan bagi lokakarya kecakapan berpidato saya. saya telah memberikan lokakarya- lokakarya ini diseluruh dunia kepada ribuan orang. selama bertahun- tahun, saya melihat berbagai perubahan yang dramatis dan hasil- hasil yang positif terjadi pada para partisipan. saya telah melihat orang- orang yang dilanda oleh perasaan takut, ragu bercampur takut dan dikuasai oleh rasa kurang percaya diri yang setelah beberapa sesi saja dapat berdiri dan berbicara dengan hebat dan percaya diri. itulah sebabnya mengapa saya tahu bahwa teknik- teknik ini efektif. saya telah menuangkan seluruh informasi yang terbaik dari lokakarya- lokakarya saya ke dalam buku ini. inilah hadiah saya kepada semua orang yang telah menghindari kesempatan untuk berbicara, kepada semua orang yang merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan- gagasan mereka, menjual produk- produk mereka atau tidak bisa bersikap efektif di depan pendengar, singkat kata, kepada semua orang yang ingin berbicara, namun tidak berani tampil. disinilah saya memulai perjalanan ini.

No comments:

Post a Comment